Selasa, 23 April 2024

Wanita MInta Izin Pergi Ke Masjid

 

عَنْ سَالِمِ بْـنِ عَبْدِ اللهِ  عَنْ اَبِيْهِ عَنْ النَّبِيِّ ص اِذَا اسْتَأْذَنــَتِ امْرَأَةُ  اَحَدِكُمْ فَلاَ يَمْنَعْهَا. البخارى.
Dari Salim bin Abdullah dari ayahnya dari Nabi SAW, beliu bersabda : "Apabila isteri salah seorang diantara kalian  minta idzin (untuk pergi ke masjid), janganlah ia mencegahnya". [HR. Bukhari]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص  قَالَ: اِذَا اسْتَأْذَنــَكُمْ  نـِسَاؤُكُمْ بِاللَّيْلِ اِلَى اْلمَسْجِدِ فَأْذَنــُوْا لَـهُنُّ.
Dari Ibnu Umar RA. dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Apabila isteri-isterimu minta idzin ke masjid di malam hari maka berilah idzin mereka itu".
عَنْ هِنْدٌ بِنْتِ اْلحَارِثِ اَنَّ اُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ  النَّبِيِّ ص اَخْبَرَتْهَا اَنَّ النِّسَاءَ فِى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص كُنَّ اِذَا اَسْلَمْنَ مِنَ اْلمَكْـتُوْبـَةِ قُمْنَ وَثَبَ رَسُوْلُ اللهِ ص. وَمَنْ صَلَّى مِنَ الرِّجَالِ مَا شَآءَ اللهُ فَاِذَا قَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص قَامَ الرِّجَالُ.
Dari Hindun binti Harits bahwasanya Ummu Salamah istri Nabi SAW memberitahukan kepadanya, bahwasanya wanita-wanita di masa Rasulullah SAW setelah mereka selesai shalat, mereka segera pulang. Sedangkan Rasulullah SAW masih tinggal bersama kaum laki-laki. Setelah Rasulullah SAW berdiri, barulah orang laki-laki itu berdiri pula".
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: اِنْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص لَيُصَلِّى الصُّبْحَ فَيَنْصَرِفُ النِّسَاءُ مُتَـلَـفِّعَاتٍ بِمُرُوْطِهِـنَّ مَا يُعْرَفْنَ مِنَ اْلغَـلَسِ.
Dari Aisyah RA, ia berkata : Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan shalat Shubuh, wanita-wanita sama pulang dengan mengenakan kerudung-kerudung mereka, dan mereka tidak dikenal karena dari gelapnya". [HR. Bukhari]
عَنْ عَـبْدِ اللهِ بْنِ اَبِى قَـتَادَةَ  اْلاَنــْصَارِيِّ عَنْ اَبــِيْهِ  قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِنِّى لاَقُوْلُ اِلَى الصَّلاَةِ وَاَنـَا اُرِيْدُ اَنْ اُطَوِّلُ فِيْهَا فَاَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَاَتـَجَوَّزُ فِى صَلاَتِىْ كَرَاهِيَةَ اَنْ اَشُقَّ عَلَى اُمِّهِ.
Dari Abdullah bin Abu Qatadah Al-Anshari dari ayahnya, ia  berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Aku berdiri hendak shalat. Aku bermaksud hendak membaca surat yang panjang-panjang dalam shalat itu. Tetapi tiba-tiba kudengar tangis anak-anak. Maka kusingkatkan saja bacaan ayat dalam shalat itu, karena aku tidak suka menyusahkan ibu si anak itu".
Wajib Menutup Aurat Dalam Shalat
a. Bagi Pria :
عَنْ اَبِى هُرَيــْرَةَ قَالَ: اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يـُصَلِّـيَنَّ اَحَدُكُمْ فِى الـثـَّوْبِ اْلوَاحِدِ لـَيْسَ عَلَى عَاتِقِهِ مِنْهُ شَيْءٌ. البخارى و مسـلم ولكن قال عَلَى عَاتِقَيْهِ. ولاحمد اللفظان.
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda : "Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kamu shalat dengan memakai satu kain, yang diatas pundaknya tidak ada sesuatu" [HR. Bukhari Muslim dan Ahmad. Tetapi Muslim mengatakan dengan "diatas kedua pundaknya". Sedang bagi Ahmad menggunakan kedua lafadl tersebut].
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا صَلَّيْتَ فِى ثَوْبٍ وَاحِدٍ فَإِنْ كَانَ وَاسِعًا فَاْلـتَحِفْ بِهِ وَ اِنْ كَانَ ضَيِّقًا فَاتَّـزِرْ بِهِ متفق عليه و احمد. و اللفظ لاحمد.
Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda : "Apabila kamu shalat dengan memakai satu kain, jika kain itu luas hendaklah engkau selempangkan dia, tetapi jika kain itu sempit hendaklah engkau berkain dengannya". [HR. Ahmad Bukhari Muslim. Dan lafadl itu bagi Ahmad]
b. Bagi Wanita :
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ يـَقْبَلُ اللهُ صَلاَةَ حَائِضٍ اِلاَّ بِخِمَارٍ. الخمسة الا النسائى.
Dari Aisyah, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda : "Allah tidak menerima shalatnya seorang wanita yang sudah baligh, kecuali dengan memakai kerudung". [HR. Khamsah, kecuali Nasai].
عَنْ اُمِّ سَلاَمَةَ اَنــَّهَا سَأَلـَتِ النَّبِيَّ ص: اَتُصَلِّى اْلمَرْأَةُ فِى دِرْعٍ وَخِمَارٍ وَلَـيْسَ عَلَيْهَا اِزَارٌ؟ قَالَ: اِذَا كَانَ الدِّرْعُ سَابِغًايـُغَطِّى ظُهُوْرَ قَدَمَيْهَا. ابو داود.
Dari Ummi Salamah : Sesungguhnya ia pernah bertanya kepada Nabi SAW : "Bolehkah seorang wanita shalat dengan memakai blues dan kerudung tanpa memakai kain bawah ?". Jawab Nabi SAW : "(Boleh saja), apabila blues-nya itu panjang sehingga menutup luar kedua tapak kakinya". [HR. Abu Dawud].
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ جَرَّثَوْ بَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ اِلَـيْهِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ فَقَالَتْ اُمُّ سَلَمَةَ. فَكَـيْفَ تَصْنَعُ النِّسَاءُ بِذُيـُوْلـِهِـنَّ؟ قَالَ: يُرْخِيْنَ شِبْرًا قَالَتْ: اِذَنْ تـَنْكَشِفَ اَقْدَامُهُنَّ. قَالَ: فَيُرْحِيْنَهُ ذِرَاعًا. لاَ يَزِدْنَ عَلَيْهِ. النسائى و الترمذى وصححه.

Dari Ibnu Umar ia berkata Rasulullah SAW pernah bersabda : "Barangsiapa yang melabuhkan pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihat kepadanya pada hari qiyamat". 'Lalu Ummu Salamah bertanya : "Lalu bagaimana para wanita itu harus berbuat terhadap ujung pakaiannya ?" Jawab Nabi SAW : "Turunkanlah sejengkal". Ummu Salamah berkata : "Jika demikian masih terbuka kaki-kaki mereka". Nabi SAW menjawab : "Hendaklah mereka menurunkannya sehasta, jangan melebihkan dari itu". [HR. Nasai dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi mengesahkannya].

Dzikir Sesudah Shalat


عَنْ ثَـوْبَانَ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ، اسْتَغْـفَرَ ثَلاَثـًا وَ قَالَ: اَللّهُمَّ اَنـــْتَ السَّلاَمُ، وَ مِنْكَ السَّلاَمُ، تَـبَارَكْتَ ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ. قَالَ اْلوَلـِيْدُ، قُلْتُ لِلاَوْزَاعِيِّ: كَيْفَ اْلاِسْتِغْـفَارُ؟ قَالَ: تَـقُوْلُ اَسْتَغْفِرُ اللهَ، اَسْتَغْفِرُ اللهَ. مسلم
Dari Tsauban, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila selesai dari shalatnya membaca istighfar tiga kali. Dan beliau membaca : "Alloohumma antas-salaam wa minkas-salaam tabaarokta dzal-jalaali wal-ikroom" (Ya Allah, Engkaulah Assalam dan dari Mu-lah keselamatan, Engkau Maha Tinggi wahai Tuhan yang memiliki keagungan dan kemulyaan). Berkata Al-Walid, lalu saya bertanya kepada Al-Auza'i : "Bagaimana istighfar itu ?" Dia menjawab : "Kamu mengucapkan Astaghfirullooh, astaghfirullooh". (Aku mohon ampun kepada Allah, aku mohon ampun kepada Allah) [HR. Muslim juz I hal. 414]
.
عَنْ اَبِيْ هُرَ يـْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص، مَنْ سَبَّحَ اللهَ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثـًا وَ ثَلاَثِـيْنَ. وَ حَمِدَ اللهَ ثَلاَثــًا وَ ثَلاَثِـيْنَ. وَ كَبَّرَ اللهَ ثَلاَثــًا وَ ثَلاَثِــيْنَ، فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَ تِسْعُوْنَ. وَ قَالَ تَمَامَ اْلمِائَةِ: لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ  لاَ شَرِيـْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَ لَهُ اْلحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ-غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَ اِنْ كَانَـتْ مِثْلَ زَبــَدِ اْلـبَحْرِ. مسلم
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : "Barangsiapa bertasbih kepada Allah setiap habis shalat tiga puluh tiga kali, memuji kepada Allah tiga puluh tiga kali, membesarkan kepada Allah tiga puluh tiga kali, sehingga jumlahnya semuanya itu sembilan puluh sembilan, dan untuk genapnya seratus ia membaca : Laa ilaaha illalloohu wahdahulaa syariikalah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wahuwa 'alaa kulli syai-in qodiir".(Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia atas segala sesuatu berkuasa), niscaya diampuni dosa-dosanya walaupun banyaknya seperti buih di laut". [HR. Muslim juz I hal. 418]